Saturday, November 6, 2010

soe hok gie

cahaya bulan
akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yg biasa
pada suatu ketika yg telah lama kita ketahui
apakah kau masih sambut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap
sambil membenarkan letak leher kemejaku
kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
lembah bandalawangi
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yg menjadi suram
meresapi belaian angin yg menjadi dingin
apakah kau masih membelaiku semesra dahulu

ketika kudekap,
kau dekaplah lebih mesra
lebih dekat

apakah kau masih akan berkata
kudengar dekap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta

cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
yg takkan pernah aku tahu dimana jawaban itu
bagai letusan berapi bangunkanku dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati


. . . . . . . .  . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


bisikan yang begitu dekat dengan aku.
karya soe hok gie (tetapi ini yang dipotong).
aku ulang dan ulang puisinya sejak pertama kali dengar.
tambah-tambah bila aku waktu begini.
mahu dengar? nahhh,download di sini:

Sebuah_Tanya_Soe_Hok_Gie_Puisi.htm


lagi karyanya,
Catatan_Soe_Hok_Gie_Selasa__11Nov1969 (part1)

Catatan_Soe_Hok_Gie_Selasa_11Nov1969 (part2)

No comments:

Post a Comment